1. Isu Etika
Banyaknya aplikasi dan peningkatan penggunaan TI telah menimbulkan berbagai
isu etika, yang dapat dikategorikan dalam empat jenis:
- Isu Privasi: Rahasia pribadi yang sering disalahgunakan orang lain dengan
memonitor e-mail, memeriksa komputer orang lain, memonitor perilaku
kerja (kamera tersembunyi). Pengumpulan, penyimpanan, dan penyebaran
informasi mengenai berbagai individu/pelanggan dan menjualnya kepada pihak
lain untuk tujuan komersial. Privasi informasi adalah hak untuk menentukan
kapan, dan sejauh mana informasi mengenai diri sendiri dapat
dikomunikasikan kepada pihak lain. Hak ini berlaku untuk individu,
kelompok, dan institusi. Privasi ini akan kita bahas lebih lanjut di
penjelasan berikutnya.
- Isu Akurasi: Autentikasi, kebenaran, dan akurasi informasi yang dikumpulkan serta
diproses. Siapa yang bertanggung jawab atas berbagai kesalahan dalam
informasi dan kompensasi apa yang seharusnya diberikan kepada pihak yang
dirugikan?
- Isu Properti: Kepemilikan dan nilai informasi (hak cipta intelektual). Hak cipta
intelektual yang paling umum berkaitan dengan TI adalah perangkat lunak.
Penggandaan/pembajakan perangkat lunak adalah pelanggaran hak cipta dan
merupakan masalah besar bagi para vendor, termasuk juga karya intelektual
lainnya seperti musik dan film.
- Isu Aksesibilitas: Hak untuk mengakses infomasi dan pembayaran biaya untuk
mengaksesnya. Hal ini juga menyangkut masalah keamanan sistem dan
informasi.
Salah
satu alasan sulitnya menegakkan etika di dunia TI adalah karena relatif barunya
bidang ini. Tak seperti dunia kedokteran yang usianya sudah ratusan abad,
bidang TI adalah profesi baru. Walaupun ada juga yang melanggar, dalam dunia
kedokteran, etika profesi sangat dijunjung tinggi. Ini jauh berbeda dengan
dunia TI, di mana orang sangat mudah melanggar etika. Orang masih meraba-raba
batasan antara inovasi, kreatifitas, dan pelanggaran etika. Apalagi dunia ini
hampir sepenuhnya digeluti oleh anak-anak muda yang kerap mengabaikan persoalan
moralitas yang abu-abu.
2. Privasi
Pengertian Privasi
Pengertian privasi adalah hak
individu untuk mempertahankan
informasi pribadi dari pengaksesan oleh orang yang tidak diberi izin untuk melakukannya (Akses, pengumpulan, analisis, dan
penggunaan informasi pribadi) dan tidak pantas baginya untuk
orang lain mengetahui privasinya, seperti : nama , nomor telepon, alamat,
E-mail, nomor lisensi mobil, karakteristik fisik ( dimensi wajah, sidik jari,
tulisan tangan, dan lain-lain), nomor kartu kredit, dan hubungan keluarga,
karena dapat berdampak negatif terhadap kehidupan sosial, harta benda, dan
keselamatannya.
Memasuki era teknologi
informasi sekarang ini berbagai ilmuan telah mengembangkan berbagai cara dalam
mengatasi permasalahan sistem keamanan dalam suatu data
atau account, mereka memperketat keamanan dan mengembangkan Kriptografi, yaitu suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara menjaga agar data atau pesan tetap aman saat dikirimkan, dari pengirim ke penerima tanpa mengalami gangguan dari pihak ketiga untuk aspek keamanan informasi seperti kerahasiaan.
Akses, pengumpulan, analisis, dan penggunaan informasi
pribadi yang tidak pantas berdampak pada perilaku pihak lain terhadap pribadi
yang bersangkutan dan pada akhirnya berdampak negatif terhadap kehidupan
sosial, harta benda, dan keselamatannya. Oleh karena itu informasi pribadi
harus dilindungi dari akses,pengumpulan, penyimpanan, analisis dan penggunaan
yang salah. Dalam hal ini informasi pribadi adalah subjek perlindungan.
Ada beberapa macam hak privasi, diantaranya :
a.
Hak untuk bebas dari
akses yang tidak diinginkan, misalnya akses fisik, akses melalui SMS.
b.
Hak untuk tidak
membolehkan informasi pribadi digunakan dengan cara yang tidak diinginkan,
misalnya penjualan informasi dan pembocoran informasi.
c.
Hak untuk tidak
membolehkan informasi pribadi dikumpulkan oleh pihak lain tanpa sepengetahuan
atau seizin seseorang, misalnya melalui penggunaan CCTV.
d.
Hak untuk memiliki
informasi pribadi yang dinyatakan secara akurat dan benar
e.
Hak untuk mendapatkan
imbalan atas nilai informasi itu sendiri.
Fungsi Privasi
Fungsi Privasi adalah untuk mencegah kejahatan
computer dan anonimitas
a. Kejahatan Komputer
Kejahatan Komputer adalah segala aktifitas yang tidak sah dilakukan dengan
memanfaatkan pindak pidana, seperti sebagi berikut ini :
1.
Pencurian data program
2.
Layanan Pencurian
3.
Memperbanyak program
4.
Mengubah data
5.
Pengerusakan program
6.
Pengerusakan data
7.
Pelanggaran terhadap UU
b.
Anonimitas
Anonimitas adalah tidak beridentitas.
Privasi dan anonimitas adalah 2 hal yang sangat erat kaitannya dan mirip. Tapi
prinsipnya Anonimitas adalah untuk privasi sedangkan privasi belum tentu
membutuhkan anonimitas, walaupun biasanya memerlukannya. Privasi bisa saja
didapat dengan menerapkan sekuritas misalnya enskripsi. (Contoh: saat mencoblos
anda tidak menuliskan nama / identitas anda, inilah yang disebut anonimitas)
Konsep Privasi
Konsep privasi adalah menentukan batasan pengertian privasi. Privasi
berarti bebas, kebebasan, atau keleluasaan. Maknanya yaitu kebebasan atau
keleluasaan pribadi. Kebebasan termasuk suatu yang bersifat asasi, yang umumnya
para ahli memiliki konsepsi yang sama bahwa kebebasan ada pada setiap insan.
Secara dekripsi, kebebasan senantiasa ada batasan baik kelemahan yang bersifat
internal maupun eksternal. Pada dasarnya kebebasan bukan berarti berbuat
sekehendak hati melainkan ada batasnya untuk mengakui dan menghormati hak dan
kewajiban setiap manusia pada umumnya.
3. Pengenalan Keamanan Informasi
Sistem adalah seperangkat unsur-unsur yang terdiri dari manusia ,alat
,konsep dan prosedur yang dihimpun menjadi satu untuk maksud dan
tujuan bersama.(menurut Gordon B.Davis).
Keamanan
informasi berarti melindungi informasi dan sistem informasi dari akses yang tidak berkepentingan, penggunaan, pengungkapan, gangguan, pengubahan, atau perusakan.
Menurut G.J.Simons, keamanan informasi adalah bagaimana kita dapat
mencegah penipuan (cheating) atau paling tidak mendeteksi adanya penipuan di
sebuah sistem yang berbasis informasi,dimana informasinya sendiri tidak memiliki
arti fisik.
Manajemen
Keamanan Informasi adalah proses untuk
mendefinikasikan terhadap kontrol keamanan dalam rangka melindungi asset
informasi.
Langkah pertama dari
program manajemen organisasi/perusahaan dalam melakukan implementasi keamanan
informasi adalah memiliki program keamanan informasi.
Tujuan dari
program keamanan informasi :
- Melindungi perusahaan dan asset yang dimilikinya
- Manajemen risiko dengan mengidentifikasi
asset,ancaman yang mungkin terjadi dan estimasi resiko.
- Menyediakan arahan langsung untuk aktifitas
keamanan dengan dengan merumuskan kebijakan prosedur-prosedur,standarisasi
petunjuk-petunjuk dan garis besar dari keamanan informasi.
- Melakukan klasifikasi informasi.
- Melakukan pengorganisasian keamanan informasi
- Melakukan edukasi keamanan informasi.
Untuk
menghadapi ancaman (managing threats), Lawrie brown menyarankan
menggunakan “Risk Management Model”.
Dan ada 3 komponen
yang memberikan kontribusi kepada risk,yaitu:
- Asset (Aset)
·
Hardware
·
Software
·
Dokumentasi
·
Data
·
Komunikasi
·
Lingkungan
·
Manusia
- Vulnerabilitas (Kelemahan)
·
Software bugs
·
Hardware bugs
·
Radiasi
·
Tapping,crosstalk
·
Unauthorized users
·
Cetakan,hardcopy atau
print out
·
Keteledoran
(oversight)
·
Cracker via telepon
·
Stronge media
- Threats (Ancaman)
·
Pemakai (Users)
·
Teroris
·
Kecelakaan (accidents)
·
Crackers
·
Penjahat criminal
·
Nasib (acts of god)
·
Intel luar negeri
Dan untuk
menanggulangi resiko (Risk) tersebut dilakukan apa yang di sebut ”Countermeasures”
yang dapat berupa:
- Usaha untuk mengurangi Threat
- Usaha Untuk mengurangi Vulnerability
- Usaha untuk mengurangi Impak (Impact)
- Mendeteksi kejadian yang tidak bersahabat
(hostile event)
- Kembali(Recover) dari kejadian.
4. Ancaman Tidak Langsung Terhadap Sistem Informasi
Ancaman
terhadap sistem informasi terbagi menjadi 2, yaitu ancaman aktif (langsung) dan
pasif (tidak langsung). Ancaman langsung adalah ancaman yang diberikan secara
langsung oleh pengancam, bersifat disengaja, dan memiliki tujuan untuk merugikan
pihak korban. Tindakan seperti hacking dan
virus merupakan ancaman sistem
informasi yang bersifat langsung. Sedangkan, ancaman tidak langsung adalah
ancaman yang tidak disengaja dan tidak memiliki tujuan untuk merugikan,
biasanya disebabkan keteledoran, kesalahan, dan nasib.
Ancaman pasif
terhadap sistem informasi, mencakup:
- Kegagalan sistem: Kesalahan teknis
(technical errors), kesalahan perangkat keras (hardware problems), kesalahan
di dalam penulisan sintak perangkat lunak (syntax errors), kesalahan
logika (logical errors), kegagalan peralatan, dan kegagalan fungsi
perangkat lunak.
- Kesalahan manusia: Kesalahan pemasukkan data,
kesalahan penghapusan data, kesalahan operator (salah memberi label pada
pita magnetik). Biasa disebabkan karena tidak teliti atau kurangnya
kemampuan dan pengalaman kerja
- Bencana alam: Gempa bumi, banjir,
kebakaran, gangguan arus listrik karena petir, perang, dan lainnya.
Bencana-bencana tersebut membuat kita sulit atau bahkan tidak bisa mengakses
sistem informasi.
5. Melindungi Sumber Daya Informasi
Berikut adalah
beberapa alat atau sistem yang dapat digunakan untuk melindungi sumber daya
informasi:
1. Manajemen Identitas Dan Otentikasi
Perusahaan-perusahaan besar dan menengah memiliki infrastruktur TI
yang kompleks dan mereka biasa mengurusi sendiri pengoperasiannya. Software
manajemen identitas mengotomatiskan proses pelacakan pengguna, melindungi
identitas pengguna, dan mengendalikan akses ke sumber daya sistem. Otentikasi
sering didirikan dengan menggunakan password yang dikenal hanya untuk pengguna
yang berwenang. Token, smartcard, dan biometrik otentikasi adalah contoh
teknologi otentikasi terbaru.
2. Firewall
Firewall mencegah pengguna yang tidak sah mengakses jaringan
pribadi. Firewall bertindak seperti gatekeeper yang meneliti mandat
masing-masing pengguna sebelum akses diberikan ke jaringan. Firewall mencegah
komunikasi yang tidak sah masuk dan keluar dari jaringan.
3. Sistem Deteksi Intrusi
Instruksi digunakan untuk melindungi lalu lintas jaringan yang
mencurigakan dan mencoba untuk mengakses file dan database. Sistem deteksi
intrusi ditempatkan pada titik-titik yang paling rentan atau ”hot spot” dari
jaringan perusahaan untuk mendeteksi dan mencegah penyusup. Sistem ini
menghasilkan alarm jika menemukan peristiwa yang mencurigakan atau anomali.
Alat deteksi intrusi juga dapat disesuaikan untuk menutup khususnya bagian
sensitif dari jaringan jika menerima lalu lintas yang tidak sah.
4. Antivirus dan Software Antispyware
Perangkat lunak antivirus dirancang untuk memeriksa sistem
komputer dan drive untuk kehadiran virus computer. Produk antivirus tersedia
untuk berbagai jenis perangkat mobile dan handheld, server , workstation ,
serta desktop PCs.
5. Unified Threat Management Systems
Ada manajemen keamanan yang komprehensif produk yang disebut
sistem Unified Threat Management (UTM). Produk UTM tersedia untuk semua ukuran
jaringan. Cisco Systems dan Juniper Networks menyediakan beberapa kemampuan UTM
dalam peralatan mereka.
6. Mengamankan Jaringan Wireless
Langkah pertama yang sederhana untuk menggagalkan hacker adalah
menetapkan nama untuk SSID jaringan anda dan menginstruksikan router anda tidak
menyiarkannya. Perusahaan dapat lebih meningkatkan keamanan Wi–Fi dengan
menggunakan Virtual Private Network(VPN) ketika mengakses data internal
perusahaan. Pada bulan Juni 2004, Alliance diselesaikan 802 menggantikan WEP
dengan standar keamanan yang lebih kuat. Hal ini juga mempekerjakan sistem
otentikasi terenkripsi dengan server otentikasi pusat untuk memastikan bahwa
hanya pengguna berwenang yang bisa mengakses jaringan.
7. Enkripsi data
Merupakan cara yang paling
penting untuk melindungi data dan sumber daya jaringan komputer lainnya,
terutama di internet, intranet dan ekstranet. Pesan, password, file dan data
lainnya dapat ditransmisikan dalam bentuk acak dan dibentuk kembali oleh sistem
komputer untuk para user yang mempunyai hak.